Saturday 18 January 2014
Thursday 16 January 2014
WAYANG
KULIT SENI BUDAYA BANGSA DI ASIA
WAYANG salah satu puncak
seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya
lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur,
seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang. Budaya wayang,
yang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan,
dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan.
Menurut penelitian para ahli sejarah kebudayaan, budaya wayang merupakan budaya asli Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Keberadaan wayang sudah berabad-abad sebelum agama Hindu masuk ke Pulau Jawa. Walaupun cerita wayang yang populer di masyarakat masa kini merupakan adaptasi dari karya sastra India, yaitu Ramayana dan Mahabarata. Kedua induk cerita itu dalam pewayangan banyak mengalami pengubahan dan penambahan untuk menyesuaikannya dengan falsafah asli Indonesia.
Penyesuaian konsep filsafat ini juga menyangkut pada pandangan filosofis masyarakat Jawa terhadap kedudukan para dewa dalam pewayangan. Para dewa dalam pewayangan bukan lagi merupakan sesuatu yang bebas dari salah, melainkan seperti juga makhluk Tuhan lainnya, kadang-kadang bertindak keliru, dan bisa jadi khilaf. Hadirnya tokoh panakawan dalam_ pewayangan sengaja diciptakan para budayawan Indonesia (tepatnya budayawan Jawa) untuk memperkuat konsep filsafat bahwa di dunia ini tidak ada makhluk yang benar-benar baik, dan yang benar-benar jahat. Setiap makhluk selalu menyandang unsur kebaikan dan kejahatan.
Dalam disertasinya berjudul Bijdrage tot de Kennis van het Javaansche Tooneel (1897), ahli sejarah kebudayaan Belanda Dr. GA.J. Hazeau menunjukkan keyakinannya bahwa wayang merupakan pertunjukan asli Jawa. Pengertian wayang dalam disertasi Dr. Hazeau itu adalah walulang inukir (kulit yang diukir) dan dilihat bayangannya pada kelir. Dengan demikian, wayang yang dimaksud tentunya adalah Wayang Kulit seperti yang kita kenal sekarang.
Menurut penelitian para ahli sejarah kebudayaan, budaya wayang merupakan budaya asli Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Keberadaan wayang sudah berabad-abad sebelum agama Hindu masuk ke Pulau Jawa. Walaupun cerita wayang yang populer di masyarakat masa kini merupakan adaptasi dari karya sastra India, yaitu Ramayana dan Mahabarata. Kedua induk cerita itu dalam pewayangan banyak mengalami pengubahan dan penambahan untuk menyesuaikannya dengan falsafah asli Indonesia.
Penyesuaian konsep filsafat ini juga menyangkut pada pandangan filosofis masyarakat Jawa terhadap kedudukan para dewa dalam pewayangan. Para dewa dalam pewayangan bukan lagi merupakan sesuatu yang bebas dari salah, melainkan seperti juga makhluk Tuhan lainnya, kadang-kadang bertindak keliru, dan bisa jadi khilaf. Hadirnya tokoh panakawan dalam_ pewayangan sengaja diciptakan para budayawan Indonesia (tepatnya budayawan Jawa) untuk memperkuat konsep filsafat bahwa di dunia ini tidak ada makhluk yang benar-benar baik, dan yang benar-benar jahat. Setiap makhluk selalu menyandang unsur kebaikan dan kejahatan.
Dalam disertasinya berjudul Bijdrage tot de Kennis van het Javaansche Tooneel (1897), ahli sejarah kebudayaan Belanda Dr. GA.J. Hazeau menunjukkan keyakinannya bahwa wayang merupakan pertunjukan asli Jawa. Pengertian wayang dalam disertasi Dr. Hazeau itu adalah walulang inukir (kulit yang diukir) dan dilihat bayangannya pada kelir. Dengan demikian, wayang yang dimaksud tentunya adalah Wayang Kulit seperti yang kita kenal sekarang.
Mengenai asal-usul wayang
ini, di dunia ada dua pendapat. Pertama, pendapat bahwa wayang berasal dan
lahir pertama kali di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Pendapat ini selain
dianut dan dikemukakan oleh para peneliti dan ahli-ahli bangsa Indonesia, juga
merupakan hasil penelitian sarjana-sarjana Barat. Di antara para sarjana Barat
yang termasuk kelompok ini, adalah Hazeau, Brandes, Kats, Rentse, dan Kruyt.
Alasan mereka cukup kuat. Di antaranya, bahwa seni wayang masih amat erat kaitannya dengan keadaan sosiokultural dan religi bangsa Indonesia, khususnya orang Jawa. Panakawan, tokoh terpenting dalam pewayangan, yakni Semar, Gareng, Petruk, Bagong, hanya ada dalam pewayangan Indonesia, dan tidak di negara lain. Selain itu, nama dan istilah teknis pewayangan, semuanya berasal dari bahasa Jawa (Kuna), dan bukan bahasa lain.
Sementara itu, pendapat kedua menduga wayang berasal dari India, yang dibawa bersama dengan agama Hindu ke Indonesia. Mereka antara lain adalah Pischel, Hidding, Krom, Poensen, Goslings, dan Rassers. Sebagian besar kelompok kedua ini adalah sarjana Inggris, negeri Eropa yang pernah menjajah India.
Namun, sejak tahun 1950-an, buku-buku pewayangan seolah sudah sepakat bahwa wayang memang berasal dari Pulau Jawa, dan sama sekali tidak diimpor dari negara lain.
Budaya wayang diperkirakan sudah lahir di Indonesia setidaknya pada zaman pemerintahan Prabu Airlangga, raja Kahuripan (976 -1012), yakni ketika kerajaan di Jawa Timur itu sedang makmur-makmurnya. Karya sastra yang menjadi bahan cerita wayang sudah ditulis oleh para pujangga Indonesia, sejak abad X. Antara lain, naskah sastra Kitab Ramayana Kakawin berbahasa Jawa Kuna ditulis pada masa pemerintahan raja Dyah Balitung (989-910), yang merupakan gubahan dari Kitab Ramayana karangan pujangga India, Walmiki. Selanjutnya, para pujangga Jawa tidak lagi hanya menerjemahkan Ramayana dan Mahabarata ke bahasa Jawa Kuna, tetapi menggubahnya dan menceritakan kembali dengan memasukkan falsafah Jawa kedalamnya. Contohnya, karya Empu Kanwa Arjunawiwaha Kakawin, yang merupakan gubahan yang berinduk pada Kitab Mahabarata. Gubahan lain yang lebih nyata bedanya derigan cerita asli versi India, adalah Baratayuda Kakawin karya Empu Sedah dan Empu Panuluh. Karya agung ini dikerjakan pada masa pemerintahan Prabu Jayabaya, raja Kediri (1130 - 1160).
Wayang sebagai suatu pergelaran dan tontonan pun sudah dimulai ada sejak zaman pemerintahan raja Airlangga. Beberapa prasasti yang dibuat pada masa itu antara lain sudah menyebutkan kata-kata "mawayang" dan `aringgit' yang maksudnya adalah pertunjukan wayang.
Mengenai saat kelahiran budaya wayang, Ir. Sri Mulyono dalam bukunya Simbolisme dan Mistikisme dalam Wayang (1979), memperkirakan wayang sudah ada sejak zaman neolithikum, yakni kira-kira 1.500 tahun sebelum Masehi. Pendapatnya itu didasarkan atas tulisan Robert von Heine-Geldern Ph. D, Prehistoric Research in the Netherland Indie (1945) dan tulisan Prof. K.A.H. Hidding di Ensiklopedia Indonesia halaman 987.
Kata `wayang' diduga berasal dari kata `wewayangan', yang artinya bayangan. Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit yang menggunakan kelir, secarik kain, sebagai pembatas antara dalang yang memainkan wayang, dan penonton di balik kelir itu. Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir. Pada masa itu pergelaran wayang hanya diiringi oleh seperangkat gamelan sederhana yang terdiri atas saron, todung (sejenis seruling), dan kemanak. Jenis gamelan lain dan pesinden pada masa itu diduga belum ada.
Untuk lebih menjawakan budaya wayang, sejak awal zaman Kerajaan Majapahit diperkenalkan cerita wayang lain yang tidak berinduk pada Kitab Ramayana dan Mahabarata. Sejak saat itulah ceritacerita Panji; yakni cerita tentang leluhur raja-raja Majapahit, mulai diperkenalkan sebagai salah satu bentuk wayang yang lain. Cerita Panji ini kemudian lebih banyak digunakan untuk pertunjukan Wayang Beber. Tradisi menjawakan cerita wayang juga diteruskan oleh beberapa ulama Islam, di antaranya oleh para Wali Sanga. Mereka mulai mewayangkan kisah para raja Majapahit, di antaranya cerita Damarwulan.
Masuknya agama Islam ke Indonesia sejak abad ke-15 juga memberi pengaruh besar pada budaya wayang, terutama pada konsep religi dari falsafah wayang itu. Pada awal abad ke-15, yakni zaman Kerajaan Demak, mulai digunakan lampu minyak berbentuk khusus yang disebut blencong pada pergelaran Wayang Kulit.
Sejak zaman Kartasura, penggubahan cerita wayang yang berinduk pada Ramayana dan mahabarata makin jauh dari aslinya. Sejak zaman itulah masyarakat penggemar wayang mengenal silsilah tokoh wayang, termasuk tokoh dewanya, yang berawal dari Nabi Adam. Sisilah itu terus berlanjut hingga sampai pada raja-raja di Pulau Jawa. Dan selanjutnya, mulai dikenal pula adanya cerita wayang pakem. Yang sesuai standar cerita, dan cerita wayang carangan yang diluar garis standar. Selain itu masih ada lagi yang disebut lakon sempalan, yang sudah terlalu jauh keluar dari cerita pakem.
Memang, karena begitu kuatnya seni wayang berakar dalam budaya bangsa Indonesia, sehingga terjadilah beberapa kerancuan antara cerita wayang, legenda, dan sejarah. Jika orang India beranggapan bahwa kisah Mahabarata serta Ramayana benar-benar terjadi di negerinya, orang Jawa pun menganggap kisah pewayangan benar-benar pernah terjadi di pulau Jawa.
Dan di wilayah Kulonprogo sendiri wayang masih sangatlah diminati oleh semua kalangan. Bukan hanya oleh orang tua saja, tapi juga anak remaja bahkan anak kecil juga telah biasa melihat pertunjukan wayang. Disamping itu wayang juga biasa di gunakan dalam acara-acara tertentu di daerah kulonprogo ini, baik di wilayah kota Wates ataupun di daerah pelosok di Kulonprogo.
Alasan mereka cukup kuat. Di antaranya, bahwa seni wayang masih amat erat kaitannya dengan keadaan sosiokultural dan religi bangsa Indonesia, khususnya orang Jawa. Panakawan, tokoh terpenting dalam pewayangan, yakni Semar, Gareng, Petruk, Bagong, hanya ada dalam pewayangan Indonesia, dan tidak di negara lain. Selain itu, nama dan istilah teknis pewayangan, semuanya berasal dari bahasa Jawa (Kuna), dan bukan bahasa lain.
Sementara itu, pendapat kedua menduga wayang berasal dari India, yang dibawa bersama dengan agama Hindu ke Indonesia. Mereka antara lain adalah Pischel, Hidding, Krom, Poensen, Goslings, dan Rassers. Sebagian besar kelompok kedua ini adalah sarjana Inggris, negeri Eropa yang pernah menjajah India.
Namun, sejak tahun 1950-an, buku-buku pewayangan seolah sudah sepakat bahwa wayang memang berasal dari Pulau Jawa, dan sama sekali tidak diimpor dari negara lain.
Budaya wayang diperkirakan sudah lahir di Indonesia setidaknya pada zaman pemerintahan Prabu Airlangga, raja Kahuripan (976 -1012), yakni ketika kerajaan di Jawa Timur itu sedang makmur-makmurnya. Karya sastra yang menjadi bahan cerita wayang sudah ditulis oleh para pujangga Indonesia, sejak abad X. Antara lain, naskah sastra Kitab Ramayana Kakawin berbahasa Jawa Kuna ditulis pada masa pemerintahan raja Dyah Balitung (989-910), yang merupakan gubahan dari Kitab Ramayana karangan pujangga India, Walmiki. Selanjutnya, para pujangga Jawa tidak lagi hanya menerjemahkan Ramayana dan Mahabarata ke bahasa Jawa Kuna, tetapi menggubahnya dan menceritakan kembali dengan memasukkan falsafah Jawa kedalamnya. Contohnya, karya Empu Kanwa Arjunawiwaha Kakawin, yang merupakan gubahan yang berinduk pada Kitab Mahabarata. Gubahan lain yang lebih nyata bedanya derigan cerita asli versi India, adalah Baratayuda Kakawin karya Empu Sedah dan Empu Panuluh. Karya agung ini dikerjakan pada masa pemerintahan Prabu Jayabaya, raja Kediri (1130 - 1160).
Wayang sebagai suatu pergelaran dan tontonan pun sudah dimulai ada sejak zaman pemerintahan raja Airlangga. Beberapa prasasti yang dibuat pada masa itu antara lain sudah menyebutkan kata-kata "mawayang" dan `aringgit' yang maksudnya adalah pertunjukan wayang.
Mengenai saat kelahiran budaya wayang, Ir. Sri Mulyono dalam bukunya Simbolisme dan Mistikisme dalam Wayang (1979), memperkirakan wayang sudah ada sejak zaman neolithikum, yakni kira-kira 1.500 tahun sebelum Masehi. Pendapatnya itu didasarkan atas tulisan Robert von Heine-Geldern Ph. D, Prehistoric Research in the Netherland Indie (1945) dan tulisan Prof. K.A.H. Hidding di Ensiklopedia Indonesia halaman 987.
Kata `wayang' diduga berasal dari kata `wewayangan', yang artinya bayangan. Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit yang menggunakan kelir, secarik kain, sebagai pembatas antara dalang yang memainkan wayang, dan penonton di balik kelir itu. Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir. Pada masa itu pergelaran wayang hanya diiringi oleh seperangkat gamelan sederhana yang terdiri atas saron, todung (sejenis seruling), dan kemanak. Jenis gamelan lain dan pesinden pada masa itu diduga belum ada.
Untuk lebih menjawakan budaya wayang, sejak awal zaman Kerajaan Majapahit diperkenalkan cerita wayang lain yang tidak berinduk pada Kitab Ramayana dan Mahabarata. Sejak saat itulah ceritacerita Panji; yakni cerita tentang leluhur raja-raja Majapahit, mulai diperkenalkan sebagai salah satu bentuk wayang yang lain. Cerita Panji ini kemudian lebih banyak digunakan untuk pertunjukan Wayang Beber. Tradisi menjawakan cerita wayang juga diteruskan oleh beberapa ulama Islam, di antaranya oleh para Wali Sanga. Mereka mulai mewayangkan kisah para raja Majapahit, di antaranya cerita Damarwulan.
Masuknya agama Islam ke Indonesia sejak abad ke-15 juga memberi pengaruh besar pada budaya wayang, terutama pada konsep religi dari falsafah wayang itu. Pada awal abad ke-15, yakni zaman Kerajaan Demak, mulai digunakan lampu minyak berbentuk khusus yang disebut blencong pada pergelaran Wayang Kulit.
Sejak zaman Kartasura, penggubahan cerita wayang yang berinduk pada Ramayana dan mahabarata makin jauh dari aslinya. Sejak zaman itulah masyarakat penggemar wayang mengenal silsilah tokoh wayang, termasuk tokoh dewanya, yang berawal dari Nabi Adam. Sisilah itu terus berlanjut hingga sampai pada raja-raja di Pulau Jawa. Dan selanjutnya, mulai dikenal pula adanya cerita wayang pakem. Yang sesuai standar cerita, dan cerita wayang carangan yang diluar garis standar. Selain itu masih ada lagi yang disebut lakon sempalan, yang sudah terlalu jauh keluar dari cerita pakem.
Memang, karena begitu kuatnya seni wayang berakar dalam budaya bangsa Indonesia, sehingga terjadilah beberapa kerancuan antara cerita wayang, legenda, dan sejarah. Jika orang India beranggapan bahwa kisah Mahabarata serta Ramayana benar-benar terjadi di negerinya, orang Jawa pun menganggap kisah pewayangan benar-benar pernah terjadi di pulau Jawa.
Dan di wilayah Kulonprogo sendiri wayang masih sangatlah diminati oleh semua kalangan. Bukan hanya oleh orang tua saja, tapi juga anak remaja bahkan anak kecil juga telah biasa melihat pertunjukan wayang. Disamping itu wayang juga biasa di gunakan dalam acara-acara tertentu di daerah kulonprogo ini, baik di wilayah kota Wates ataupun di daerah pelosok di Kulonprogo.
Kesimpulannya, wayang kulit
ini memang telah wujud sekian lama. Wayang kulit ini muncul di Negara india. Terdapat
kisah-kisah dewa-dewi yang merempuh banyak rintangan hidup. Watak utama seperti
mahabrata dan Ramayana. Mereka menpunyai anak kandung yang meyerupai monyet. Nama
anak mahabarata iaitu hanuman kera putih.
NOR MUHAMMAD MUSTAQIM (BC12160218)
MUHAMMAD ZUHAIRY ISMAIL (BC12160189)
ZAIRUL HAFIZ ZAIDI (BC12110183)
AIN NABILA AZMI (BC12110007)
SITI NORHAYATI SHAMSUDIN (BC12160225)
Saturday 11 January 2014
MELENTUR
BULUH BIARLAH DARI REBUNG
JUMAAT, 20 DISEMBER
2013 – Pelajar Sekolah Menengah Kebangsaan Libaran Sandakan sifatkan Program
Jom Ke Dewan Bahasa dan Pustaka ( DBP ) anjuran bersama Kelab Rakan Mahasiswa (
KARMA ) Universiti Malaysia Sabah dan DBP sebagai sesuatu yang bernilai dan
bermakna, kerana program tersebut mampu mencetus minat membaca dalam kalangan
masyarakat.
Pelajar SMK Libaran,
Sandakan, Nor Salimah Mohammad, 15, berkata masacuti pada hujung tahun ini
dapat dimanfaatkannya melalui penyertaan Program Jom Ke DBP walaupun terpaksa
menempuh perjalanan jauh dari Sandakan ke Kota Kinabalu.
“Saya amat berharap
program ini akan dapat dijalankan pada setiap bulan, untuk memberi peluang
kepada para pelajar khususnya sekolah menengah untuk mempelajari banyak ilmu
pengetahuan yang banyak untuk mempertingkatkan lagi mutu dan kualiti bahasa
serta kemahiran bagi meningkatkan semangat jati diri pelajar untuk berjaya”.
Dalam program ini pada
dasarnya mengajak masyarakat untuk mencintai bahasa dan mengamalkan nilai-nilai
murni yang ada dalam budaya masyarakat setempat. Langkah ini adalah bagi
mempertingkatkan pengamalan nilai-nilai murni dan segala pengajaran dalam kehidupan
seharian serta membentuk masyarakat, khususnya golongan muda untuk menjadi
modal insan kelas pertama.
MUHAMMAD ZUHAIRY BIN
ISMAIL
BC12160189
MALAM
APREASIASI NASKHAH MENCUNGKIL BAKAT PELAJAR PENULISAN DALAM SENI LAKON
Khamis, 19 Disember
2013 – Program Apreasiasi Naskah bukti kemampuan Kelab Rakan Sastera Mahasiswa
( KARMA ) Universiti Malaysia Sabah ( UMS ) dalam melahirkan pelajar yang mahir
dan berkualiti dalam persembahan seni yang menggabungkan kreativiti penulisan,
teater, muzik, dan visual dalam persembahan.
Encik Lokman Abdul
Samad merupakan pensyarah Sekolah Pengajian Seni dan selaku tenaga pengajar
bagi khusus Apreasiasi Naskhah. Kemampuan kelab KARMA dalam mengendalikan
program ini bukan hanya berjaya diperingkat universiti sahaja malah ia pasti
akan mampu beraksi dalam bidang kerjayanya kelak. Kelab KARMA juga merupakan
platform ilmu sastera dan seni.
Encik Lokman berkata,
perkembangan ini membuktikan bahawa mata pelajaran penulisan bukan hanya
berfokus pada aktiviti penulisan sahaja, tetapi ia meliputi semua bidang yang
mereka pelajari di Sekolah Pengajian Seni.
Program Apresiasi
Naskhah KARMA UMS merupakan salah satu inisiatif kumpulan pelajar dalam
menyatukan golongan pengamal seni, selain menarik perhatian agensi kerajaan
seperti Dewan Bahasa dan Pustaka bagi menjalinkan kerjasama erat dalam
melaksanakan program berkaitan kemasyarakatan.
MUHAMMAD ZUHAIRY BIN
ISMAIL
BC12160189
FESTIVAL
SKRIN DIGITAL MENYERLAH BAKAT PELAJAR
SELASA, 17 Disember
2013 – Universiti Malaysia Sabah ( UMS ) telah mengadakan tayangan Festival
Skrin Digital, bertempat di Theatrette Ahmad Nisfu, Sekolah Pengajian Seni (
SPS ). Tayangan festival skrin digital ini telah dipertandingkan sebanyak 18
buah filem.
Festival Skrin Digital
merupakan acara yang mempertandingkan filem pendek yang dihasilkan oleh pelajar
UMS sepanjang semester ini. Tujuan penganjuran festival ini ialah untuk
merungkaikan bakat yang terpendam yang ada pada pelajar dan untuk mengasahkan
lagi bakat-bakat pelajar yang berminat dalam bidang seperti ini. Penganjuran
dan anugerah yang telah ditawarkan dapat membangkitkan semangat pelajar untuk
melibatkan diri dalam festival ini.
Dalam pertandingan
festival ini filem “Tanduo” telah dinobatkan sebagai filem terbaik dan
sekaligus telah membolot sebanyak 6 anugerah.
Filem “Tanduo” membawa
kisah tentang perjuangan anak-anak muda yang mempertahankan kampung halaman
mereka daripada serangan penceroboh. Pengarah filem ini ialah Mohd Sopi dan
merupakan pelajar tahun 3 dalam Program Seni Kreatif.
Dengan mengadakan
acara-acara pertandingan yang dapat mengasahkan bakat belajar dapat melahirkan
mahasiswa dan mahasiswi yang berkualiti dan berkaliber,malah bukan sahaja dalam
bentuk pengetahuan dan berilimiah tetapi dalam bentuk praktikal selepas
bergraduan kelak.
MUHAMMAD ZUHAIRY BIN
ISMAIL
BC12160189
Friday 10 January 2014
Jangan Menjilat Pelekat Sampul Surat Anda
bodycontact telah menulis “Seorang wanita sedang bekerja di sebuah pejabat pos di California.
Beliau
tidak menggunakan span untuk perekat sampul suratnya tapi sebaliknya
menjilat pelekat sampul surat yang dipegangnya
Pada hari yang sama juga wanita itu mendapati terdapat satu luka
kecil
pada lidahnya.
Luka itu membengkak. Wanita tersebut terus pergi berjumpa doktor
untuk
mendapatkan rawatan kerana risau akan lukanya.
Tetapi setelah diperiksa oleh doktor tiada apa yang tidak kena dengan
lidahbeliau dan doktor menganggap bahawa ia hanya lah luka kecil dan
bengkak biasa.
Wanita itu tidak merasakan sakit atau kebas walaupun lidahnya
bengkak.Tetapi setelah hari berganti hari. Bengakpada lidah wanita
tersebut semakin membesar.Dengan rasa yang tidak puas hati beliau
terus
berjumpa doktor kembali dan memaksa doktorberbuat sesuatu pada
lidahnya.
Doktor tersebut terus mengarahkan wanita itumenjalani ujian
x-ray. Keputusannya doktor tersebut mendapati terdapat satu benjolan
pada
lidah wanita itu. lantas doktor menasihatkan agar wanita itu
menjalankanpembedahan kecil pada lidahnyauntuk memastikan punca
benjol
pada lidah wanita tersebut.
Tetapi apa yang berlaku ialah sebaik sahaja doktor memotong bahagian
yang
benjol tersebut, seekor lipas keluar daripada lidah wanita itu
Kesimpulannya terdapat telur lipas padapelekat sampul suratyang
dijilatnya.
Telur itu mampu menetas didalam lidah dan kelembapan didalam
mulutnya.
Ini adalah kisah benar yang ditulis di dalam berita CNN.
Andy Humes menulis:
“Saya pernah bekerja di dalam kilang membuat sampul surat.”
“Anda tentu tidak percaya jika saya mengatakan didalam tangki pelekat
untuk diletakkan pada penutup sampul surat terdapat beraneka benda
yang
terapung di permukaan “tray” gam tersebut!”
“Sayasudah bertahun tidak mengamalkan perbuatan menjilat perekat
sampul
surat sebaliknya saya menggunakan span basah.”
“Saya juga pernah bekerja di sebuah syarikat percetakan. Majikan
tidak
membenarkan pekerjanya menjilat sampul surat.
Saya tidak pernah faham mengapa.“Satu hari apabila saya menarik satu palet sampul surat sebanyak 2500
kotak. Di belakangnya terdapat banyak sekali lipas dan telur lipas di
suatu sudut pada kotak kertas. Saya melihat beberapa ekor lipas
sedang
menikmati gam pada sampul-sampul surat tersebut!”"
ain
Beliau
tidak menggunakan span untuk perekat sampul suratnya tapi sebaliknya
menjilat pelekat sampul surat yang dipegangnya
Pada hari yang sama juga wanita itu mendapati terdapat satu luka
kecil
pada lidahnya.
Luka itu membengkak. Wanita tersebut terus pergi berjumpa doktor
untuk
mendapatkan rawatan kerana risau akan lukanya.
Tetapi setelah diperiksa oleh doktor tiada apa yang tidak kena dengan
lidahbeliau dan doktor menganggap bahawa ia hanya lah luka kecil dan
bengkak biasa.
Wanita itu tidak merasakan sakit atau kebas walaupun lidahnya
bengkak.Tetapi setelah hari berganti hari. Bengakpada lidah wanita
tersebut semakin membesar.Dengan rasa yang tidak puas hati beliau
terus
berjumpa doktor kembali dan memaksa doktorberbuat sesuatu pada
lidahnya.
Doktor tersebut terus mengarahkan wanita itumenjalani ujian
x-ray. Keputusannya doktor tersebut mendapati terdapat satu benjolan
pada
lidah wanita itu. lantas doktor menasihatkan agar wanita itu
menjalankanpembedahan kecil pada lidahnyauntuk memastikan punca
benjol
pada lidah wanita tersebut.
Tetapi apa yang berlaku ialah sebaik sahaja doktor memotong bahagian
yang
benjol tersebut, seekor lipas keluar daripada lidah wanita itu
Kesimpulannya terdapat telur lipas padapelekat sampul suratyang
dijilatnya.
Telur itu mampu menetas didalam lidah dan kelembapan didalam
mulutnya.
Ini adalah kisah benar yang ditulis di dalam berita CNN.
Andy Humes menulis:
“Saya pernah bekerja di dalam kilang membuat sampul surat.”
“Anda tentu tidak percaya jika saya mengatakan didalam tangki pelekat
untuk diletakkan pada penutup sampul surat terdapat beraneka benda
yang
terapung di permukaan “tray” gam tersebut!”
“Sayasudah bertahun tidak mengamalkan perbuatan menjilat perekat
sampul
surat sebaliknya saya menggunakan span basah.”
“Saya juga pernah bekerja di sebuah syarikat percetakan. Majikan
tidak
membenarkan pekerjanya menjilat sampul surat.
Saya tidak pernah faham mengapa.“Satu hari apabila saya menarik satu palet sampul surat sebanyak 2500
kotak. Di belakangnya terdapat banyak sekali lipas dan telur lipas di
suatu sudut pada kotak kertas. Saya melihat beberapa ekor lipas
sedang
menikmati gam pada sampul-sampul surat tersebut!”"
ain
UMS Lancar Aplikasi Mudah Alih untuk Pengguna
Gadjet Pintar............
Pada hari Jumaat
bersamaan 10 Januari 2014, Universiti Malaysia
Sabah (UMS) telah melancarkan aplikasi mudah alih yang boleh dimuat turun oleh
semua pengguna gadjet pintar android pada hari ini. Pelancaran aplikasi itu
merupakan salah satu usaha untuk memenuhi objektif Bidang Keberhasilan Utama
Universiti (UMS-KRA) yang ke-4 iaitu memperkukuh tadbir urus, kepimpinan
dan sistem penyampaian. Majlis pelancarannya telah disempurnakan oleh Naib
Canselor UMS, Prof. Datuk Dr. Mohd. Harun Abdullah selepas Majlis Perhimpunan
Jabatan Canselori di Galeri Majlis universiti eko-kampus itu. Aplikasi
tersebut yang dihasilkan melalui inisiatif Jabatan Teknologi Maklumat dan
Komunikasi (JTMK) boleh diakses melalui jalur lebar tanpa wayar (Wi-Fi) atau mobile
data. Lebih seratus kakitangan Jabatan Canselori hadir pada majlis
perhimpunan tersebut. Hadir bersama, Bendahari UMS, Tuan Hj Rizal Othman; Ketua
Pustakawan, Dayang Rukiah Ag. Amit; Ketua Jabatan Canselori, No’man Datuk Hj.
Ahmad dan Ketua JTMK, Noor Hapipah Samat.
ain nabila azmi
bc12110007
Thursday 9 January 2014
Bagaimana hendak mengatasi kegagalan?
Di dalam dunia perniagaan, anda pasti akan
gagal Jadi, anda perlu bersedia untuk hadapi kegagalan pada setiap masa. Di
sini, saya senaraikan beberapa tips untuk anda ikut supaya anda boleh
atasi perasaan gagal tersebut.
1. Bersikap optimistik
Sentiasa bersikap dan bertindak positif
ketika menghadapi kegagalan. Bila anda ingin rasa mengaku kalah, anda ingat
balik tujuan asal anda memulakan perniagaan.
2. Kekalkan semangat
berkerja keras.
Jangan sesekali duduk diam walaupun anda
gagal atau berjaya. Pastikan ada sahaja tindakan yang boleh anda lakukan.
Lakukan sesuatu pada setiap masa.
3. Utamakan maruah
diri.
Anda samakan perniagaan anda dengan maruah
diri anda. Anda perlu pertahankan maruah diri anda walau sesukar mana sekalipun
keadaan.
4. Berani
Jangan main selamat atau play safe tetapi
bertindak berani. Ambil keputusan yang sesuai walaupun ia mempunyai risiko.
5. Bersabar
Anda perlu banyak bersabar. Anda perlu ingat
bahawa kegagalan adalah proses pembelajaran untuk berjaya. Jika di peperiksaan,
anda tahu anda salah apabila guru anda memperbetulkan jawapan anda. DI dalam
dunia perniagaan, anda tahu anda salah apabila tuhan menggagalkan perniagaan
anda.
6. Tenang dan kekal
fokus.
Sentiasa bersikap tenang dan fokus terhadap
perniagaan anda. Jangan sesekali hilang fokus. Apabila anda rasa risau, anda
perlu cepat-cepat tenangkan diri dan kembali fokus. Jangan minum alkohol untuk
tenangkan diri.
ZAIRUL
HAFIZ ZAIDI
BC
12110183
Apakah yang harus kita lakukan untuk mengurangkan
konflik keagamaan di Negara kita.
Konflik
keagamaan tidak seharusnya berlaku dalam Negara kita ataupun di seluruh dunia.
Soal keagamaan amat serius dalam membincangkan dari segi konflik atau masalah
dalam kehidupan masyarakat. Di Malaysia, terutamanya di sabah agama yang dapat
dilihat ialah islam, kristian, hindu dan budha. Diantara keempat-empat agama
ini majoritinya dianuti oleh golongan yang beragama islam. Walau bagaimanapun,
penganut islam yang majoritinyaadalah muslim menghormati pelbagai agama yang
ada di sekitarnya. Apabila berlakunya konflik keagamaan di Negara kita,
pelbagai masalah dan rintangan akan berlaku. Hal ini juga akan memberikan kesan
yang dalam terhadap semua lapisan masyarakat. Oleh itu, sebagai seorang
masyarakat yang berpendidikan dalam semua bidang dan orang yang beragama kita
haruslah mengurangkan atau mengekang konflik keagamaan yang berlaku di Negara
kita. Semua masyarakat haruslah bersama berganding bahu dan bekerjasama dalam mengurangkan
isu yang sensitif ini.
Pertama
sekali, apa yang harus kita lakukan untuk mengurangkan konflik keagamaan ialah
dengan menanam sifat memahami dalam setiap penganut agama. Sifat memahami dalam segenap aspek
amat penting untuk mengelakkan isu ini terjadi. Kefahaman dalam kehidupan
beragama mencerminkan kehormatan terhadap agama lain walaupun berbeza pendapat
dan ajaran. Islam, kristian, budha, dan hindu adalah sebuah agama yang
berpegang teguh kepada kepercayaan kepada tuhan dan melakukan kebaikan. Hal ini
sama sekali tidak menyalahi mana-mana norma masyarakat kerana sebagai seorang
yang hidup beragama kita harusah menasihati dan memberikan tunjuk ajar kepada
mereka mana yang perlu. Kefahaman dan kehidupan beragama amat perlu dan wajar
dilakukan untuk kebaikan semua pihak. Kefahaman yang di maksudkan di sini ialah
dari segi kepercayaan, makanan, elemen penyembahan, dan juga sikap sesetengah
agama. Kesemua unsur ini harus difahami oleh semua penganut agama untuk
mengelakkan konflik agama berlaku.
Seterusnya,
disamping mempunyai kefahaman dalam situasi beragama kita juga seharusnya
mengamalkan sikap toleransi dalam kehidupan. Toleransi ialah sesuatu sifat yang
perlu ada dalam diri setiap orang yang beragama. Toleransi ini juga akan
mengekang permasalahan dalam konflik beragama walau di mana juga. Setiap agama
mempunyai simbol tersendiri iaitu lambing kepada pegangan agama masing-masing.
Islam, kristian, hindu dan
budha
adalah sesuatu agama yang utuh dan mendapat penghormatan dari penganutnya.
Sikap toleransi seperti bersama-sama dalam memupuk perpaduan, kasih sayang,
saling menghormati dan berbudi bahasa adalah perlu di miliki bagi mencorak
sebuah kehidupan beragama tanpa adanya masalah atau konflik dalam kehidupan
beragama.
Tambahan
pula, toleransi dalam beragama ini perlu di pupuk dari kecil lagi kerana
apabila meningkat dewasa kefahaman berkenaan menghormati agama lain tidak asing
dalam diri kita. Mengikut maklumat yang tepat dari sumber tertentu, toleransi
amat penting untuk memastikan sesebuah agama itu berjaya. Tamadun sesebuah
agama itu juga akan berkembang kerana toleransi yang diamalkan tanpa mempunyai
persengketaan dalam aspek beragama. Dengan itu, toleransi amat penting bagi
mengelakkan terjadinya konflik dalam beragama di Negara kita.
Bukan
itu sahaja, malah kesederhanaan dalam beragama juga boleh mengelakkan konflik
atau masalah dalam beragama. Kesederhanaan dalam beragama amat perlu dimiliki
oleh setiap golongan yang menganut agama
masing-masing. Semua agama di dunia mengajar penganutnya untuk hidup dalam kesederhanaan dalam kehidupan. Kesederhanaan
dapat diperoleh dengan adanya sikap toleransi dan memahami yang ada pada setiap
manusia. Kesederhanaan dalam beragaa ini penting dengan tujuan tidak
menunjuk-menunjuk kepada agama lain. Oleh ini, sikap ini patut dikekalkan untuk
mengelakkan konflik dalam beragama berlaku.
Kesimpulannya,
perlunya bagi setiap masyarakat untuk mengekang konflik dalam beragama ini
kerana ianya amat memberi kesan kepada semua golongan. Toleransi, memahami dan
juga berkesederhanaan dalam hidup beragama adalah sebuah elemen yang kuat bagi
mengelakkan segala permasalahan berlaku.
NOR MUHAMMAD MUSTAQIM BIN YAACOB
BC12160218
ALAM SEKITAR
TANGGUNGJAWAB BERSAMA
Dalam
usaha mengejar kemajuan negara dan meningkatkan taraf hidup penduduk, kegiatan
ekonomi dan projek-projek pembangunan sesebuah negara tidak dapat
dielakkan manusia sering mengabaikan masalah-masalah alam sekitar
yang timbul akibat pelaksanaan aktiviti ekonomi dan projek
pembangunan. Kesan-kesan negatif akibat proses pembangunan dan modernisasi
secara terburu-buru semakin mendesak dan ini mengakibatkan kesan pencemaran. Kesemua
kesan negatif ini semakin menggugat kesihatanmanusia, sumber-sumber
ekonomi dan kemandirian bumi.
Untuk
mengurangkan kesan-kesan negatif pembangunan ke atas alam
sekitar, setiap aktiviti ekonomi dan pembangunan mestilah diseimbangkan dengan
usaha pengurusan dan pemeliharaan alam.Pencemaran boleh ditakrifkan sebagai
pembuangan benda-benda atau bahan-bahan hasil dari aktiviti manusia
ke alam persekitaran menyebabkan terganggunya keselesaan
atau kemandirian kehidupan. Takrifan Pencemaran yang lebih bermaklumat
adalah menurut Akta Kualiti Alam Sekitar 1974 yang menyatakan bahawa
pencemaran adalah sebarang perubahan sama ada secara langsung atau tidak
langsung kepada sifat-sifat fizik, kimia, biologi atau aras-aras radiasi
mana-mana bahagian alam sekeliling dengan melepaskan, mengeluarkan atau meletakkan
buangan hingga menjejaskan kegunaan-kegunaan berfaedah, yang
menimbulkan sesuatu keadaan berbahaya atau mungkin berbahaya kepada kesihatan,
keselamatan atau kebajikan awam atau organisma-organisma lain, tumbuhan
dan haiwan. Pencemaran dapat dikategorikan dan disenaraikan kepada
pelbagai bentuk.
Konsep
Pencemaran sangat bergantung atau bersandar kepada sesuatu nilai atau
pengukuran yang telah ditetapkan terhadap sesuatu faktor yang menimbulkan
pencemaran itu sendiri. Tanpa nilai ini, konsep pencemaran menjadi
kabur.Misalnya, sesuatu sayuran itu menjadi tercemar hanya apabila didapati
daripada pengukuran bahawa kandungan sesuatu bahan kimia di dalamnya telah
melebihi paras bahaya.Bahan kimiayang berbeza memberikan paras bahaya yang
berbeza pula.Ini kesan daripada bahan kimia terhadapmakhluk hidup adalah
berbeza. Lazimnya pengukuran bahan kimia di dalam air dan di udara ditentukan
dalam unit ppm(bahagian bahankimia per juta pelarutnya). Begitu juga dengan
bahan-bahan pencemar lain diukur dengan unit-unit tertentu.
NOR MUHAMMAD MUSTAQIM BIN YAACOB
BC12160218
Monday 6 January 2014
UMS Amal Perbelanjaan Berhemah.
Di Kota Kinabalu,Sabah
bersamaan 24 disember 2014 telah melaksanakan program perbelanjaan secara
berhemah dan bijak menjadi tanggungjawab semua organisasi bagi mengelak
sebarang amalan pembaziran. Naib Canselor Universiti Malaysia Sabah (UMS),
Prof. Datuk Dr. Mohd. Harun Abdullah berkata, UMS sebagai badan berkanun
Persekutuan, adalah wajar untuk pihaknya berbelanja dan menguruskan hal-hal
kewangan mengikut dasar dan peraturan-peraturan yang ditetapkan kerajaan.
"Adalah menjadi
tanggungjawab Ketua Pusat Tanggungjawab (PTJ) melaksanakan setiap aktiviti
berdasarkan konsep 'belanja berhemah', berdasarkan akauntabiliti kita sebagai
pegawai pengawal mengikut Akta Acara Kewangan 1957 dan Arahan Perbendaharaan
serta Peraturan kewangan Dan Perakaunan UMS," katanya ketika berucap
merasmikan Bengkel Konsultasi Bajet UMS 2013, di sini semalam.
Bengkel berkenaan
diadakan bertujuan menerangkan kedudukan kewangan UMS berdasarkan peruntukan
bajet yang diluluskan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia.
Kata Mohd. Harun lagi ,
bengkel anjuran Jabatan Bendahari tersebut antara lain turut membuka ruang
mencari kaedah terbaik untuk menjana pendapatan tambahan atau mengurangkan kos
operasi melalui perancangan kewangan yang strategik dan langkah-langkah
penjimatan universiti.
ain nabila azmi
bc12110007
SITI NORHAYATI BT SHAMSUDIN
BC12160225
Gambar Kebakaran Besar di Pasar Besar
Rantau Panjang Kelantan
Lebih kurang jam 1 pagi 7 Januari 2014,
pasar besar rantau panjang yang menjadi tumpuan wajib bagi pelancong ke
Kelantan telah terbakar. Ketika ini, api sedang marak. Dianggarkan lebih 150
buah kedai telah terbakar hangus tanpa dapat diselamatkan. Kalau tengokkan
gambar kebakaran pasar besar Rantau Panjang Kelantan yang sedang marak ni, agak
susah untuk pasukan bomba nak padamkan kebakaran.
Menurut catatan sesetengah pihak, bukan
pasar besar rantau panjang yang terbakar, tetapi gudang simpanan barangan yang
berada di belakang pasar besar rantau panjang itu yang terbakar. Punca
kebakaran juga masih belum dapat dipastikan. Nampak gayanya kena tengok berita
di akhbar esok untuk mendapat maklumat yang lebih tepat tentang kebakaran besar
di Rantau Panjang ni. Itupun kalau ada. Maklumlah, negeri paling miskin, ada ke
orang yang minat nak tahu kecuali anak-anak kelantan yang berada di perantauan
macam aku ni.
SITI NORHAYATI
BT SHAMSUDIN
BC12160225
PASCASISWAZAH
Universiti
Malaysia Sabah menyediakan pelbagai program pascasiswazah yang menarik,
daripada ijazah sarjana sehinggalah keperingkat kedoktoran, sama ada secara
sepenuh atau separuh masa. Program pascasiswazah dibentuk sebagai maklumbalas
kepada keperluan graduan yang berorientasikan kerjaya serta bakal majikan.
Pusat Pengajian Pascasiswazah (PPPS) memainkan peranan yang signifikan dan
telah diamanahkan untuk mentadbir hal ehwal berkaitan dengan pengajian
pascasiswazah.
Kekuatan UMS terletak dalam menyediakan
pengajaran dan penyelidikan yang berkualiti dengan fokus cerapan dan
professional yang mantap. Kerjasama daripada warga akademik dan professional
adalah asas kepada kejayaan dalam kedua-dua program kerja kursus dan
penyelidikan. Kursus-kursus dibangunkan daripada hasil perbincangan dengan
majikan dan golongan profesional untuk memastikan kerelevanan program
pascasiswazah dengan sektor industri, perdagangan dan awam. Di samping itu,
kebanyakan ahli penyelidik di UMS mempunyai rangkaian di peringkat tempatan,
wilayah, kebangsaan dan antarabangsa.
Kemudahan-kemudahan di UMS adalah
cemerlang. Sebagai institusi pendidikan awam yang termuda di Malaysia,
kebanyakan bangunan-bangunan akademik adalah baru serta dibina sesuai untuk
tujuan penyelidikan pengajian tinggi. Pusat Pengajian Pascasiswazah
menggalakkan siswa-siswi daripada pelbagai latarbelakang menyertai program
pascasiswazah di UMS.
SITI NORHAYATI
BT SHAMSUDIN
BC12160225
SPPS, SPUHASRAT
CIPTA NAMA UMS DALAM MALAYSIA BOOK OF RECORDS.
KHAMIS, 02
JANUARI - Sekolah Pendidikan dan Pembangunan Sosial (SPPS) dan Sekolah
Perubatan (SPU) Universiti Malaysia Sabah (UMS) akan mengadakan program
Malaysia Longest Distance Running On A Treadmill By A Group 2014 bermula 20
Januari ini.
Program tersebut merupakan acara larian
secara bergilir-gilir selama 264 jam yang bakal digalas oleh sembilan orang
atlet UMS. Mereka terdiri daripada lapan pelari lelaki dan seorang pelari
wanita yang bakal berlangsung di pusat membeli belah 1 Borneo, Kota Kinabalu.
Menurut Naib Canselor UMS, Prof. Datuk Dr.
Mohd Harun Abdullah, beliau percaya bahawa program tersebut merupakan salah
satu cara bagi menambahkan keyakinan diri untuk melakukan sesuatu di luar
jangkaan.
Sementara itu, beliau turut menasihatkan
warga UMS untuk terus berusaha dan menanamkan nilai-nilai positif dalam diri
dengan melakukan pelbagai aktiviti yang bermanfaat dan menjadi inspirasi kepada
orang lain.
“Saya bangga
dengan usaha yang dilakukan oleh dua buah sekolah ini kerana berani mengambil
risiko untuk menganjurkan program yang melibatkan kekuatan fizikal dan mental
para peserta,” tambahnya. Beliau berkata demikian pada majlis penyerahan tajaan
untuk program tersebut.
SITI NORHAYATI
BT SHAMSUDIN
BC12160225
“Tanduo” Bolot 6
Anugerah
JUMAAT, 20
DISEMBER – Festival Skrin Digital Pelajar (FSDP) Universiti Malaysia Sabah
(UMS) yang berakhir malam kelmarin menyaksikan filem “Tanduo” 6 anugerah
termasuk Filem Terbaik.
Filem “Tanduo” yang berkisarkan
perjuangan anak-anak muda mempertahankan kampung mereka daripada serangan
penceroboh berjaya membawa membolot anugerah Kesan Khas Visual Terbaik,
Penataan Bunyi Terbaik, Lakon Layar dan Cerita Asal Terbaik, Filem Pilihan
Penonton dan Pengarah Terbaik.
“Saya rasa bahagia,” tegas Mohd Sopi,
pengarah dan penerbit filem “Tanduo” yang juga pelajar tahun tiga program
Teknologi Seni Visual, Sekolah Pengajian Seni (SPS), UMS ketika ditemui Media
Canselori.
“Tiga bulan masa yang diambil oleh saya dan
11 ahli produksi untuk menyiapkan filem ini dengan cabaran seperti kekangan
bajet, masa, cuaca dan kekurangan peralatan,” katanya.
Tambah beliau lagi, idea menghasilkan
filem berdurasi 18 minit ini berikutan kejadian serangan pengganas yang berlaku
awal tahun ini dan idea tersebut diterjemahkan ke dalam bentuk visual yang
digemari oleh penonton, termasuk juga juri festival.
“Saya beruntung dan berterima kasih kepada
pensyarah yang sentiasa memberikan komen, teguran dan nasihat sepanjang
menyiapkan filem ini,” jelasnya yang akan menghasilkan sekuel “Tanduo” dalam
masa terdekat ini.
Menurut Penyelaras Festival, M Fazmi
Hisham, penganjuran FSDP adalah memberikan pengiktirafan hasil kreativiti dan
produk filem yang diterbitkan oleh pelajar UMS.
“Selain pengiktirafan, menerusi FSDP juga
para pelajar yang terbabit dapat mempamer, menayang dan berkongsi produk filem
mereka dengan pelajar dan audiens,” katanya.
Tambah beliau lagi, respons daripada
audiens dan penonton yang hadir adalah supaya FSDP dibuka penyertaan kepada
Institusi Pengajian Tinggi Awam (IPTA) dan Swasta (IPTS) di Sabah untuk turut
serta bagi meningkatkan lagi persaingan seterusnya menghasilkan filem pendek
yang berkualiti.
FSDP yang julung kali dianjurkan SPS
menyaksikan penyertaan 18 buah filem yang diproduksikan oleh pelajar SPS
termasuk juga dari Sekolah Sains Informatik Labuan (SSIL), UMS Kampus
Antarabangsa Labuan dengan menawarkan sebanyak 14 anugerah itu.
Pada majlis tersebut, Penolong Pengarah,
Unit Latihan Industri FINAS, Zainuddin Aman merasmikan malam anugerah FSDP dan
turut menyampaikan piala kepada pemenang utama.
Turut hadir, Dekan SPS, Prof. Madya Abdul
Jamal Abd. Hamid, Timbalan Dekan (HEPA) Dr Zairul Anuar Md Dawam dan
pensyarah-pensyarah SPS yang turut sama menyampaikan anugerah kepada pemenang.
SITI NORHAYATI
BT SHAMSUDIN
BC12160225
KARMA UMS
Cungkil Bakat Pelajar Penulisan Dalam Seni Lakon
KHAMIS, 19 DISEMBER - Program
Apreasiasi Naskhah bukti kemampuan Kelab Rakan Sastera Mahasiswa (KARMA)
Universiti Malaysia Sabah (UMS) dalam melahirkan pelajar yang mahir dan berkualiti dalam persembahan seni yang
menggabungkan kreativiti penulisan, teater, tarian, muzik, visual dalam persembahan
seni.
Pensyarah Sekolah Pengajian Seni
Lokman Abdul Samad berkata, kemampuan kelab KARMA dalam mengendalikan program
ini bukan hanya berjaya diperingkat universiti sahaja malah ia pasti akan mampu
beraksi di luar sana demi kepentingan masyarakat untuk mendekati KARMA sebagai
platform ilmu sastera dan seni.
“KARMA merupakan pertubuhan yang aktif di
Sekolah Pengajian Seni yang banyak melakukan perubahan dan pembaharuan dalam
mempertingkatkan mutu seni negara. Ahli tetapnya adalah daripada pelajar major
penulisan dan juga penyertaan dari sekolah lain yang berminat dalam sastera.”
“Program ini berjaya mencungkil bakat-bakat
baru dalam setiap kumpulan yang mempersembahkan bakat yang mereka ada. Komitmen dalam mata pelajaran yang mereka
ambil dalam major penulisan bukan penghalang bagi mereka untuk menguasai seni
persembahan,” katanya pada Program Malam Apresiasi Naskhah Di Theatrette Ahmad
Nisfu, baru-baru ini.
EN.Lokman berkata, perkembangan ini
membuktikan bahawa mata pelajaran penulisan bukan hanya berfokus pada aktiviti
penulisan sahaja, tetapi ia meliputi semua bidang seni yang mereka pelajari di
Sekolah Pengajian Seni.
“Dalam program
persembahan apreasiasi naskhah ini membuktikan KARMA sebagai platform yang amat
penting bagi menyatukan pelajar seni kreatif dibawah program major penulisan
untuk memperkembangkan bakat yang mereka ada meskipun mereka di bawah major
penulisan,” jelasnya.
Program Apresiasi Naskhah KARMA UMS
merupakan salah satu inisiatif kumpulan pelajar dalam menyatukan golongan
pengamal seni, selain menarik perhatian agensi kerajaan seperti Dewan Bahasa
dan Pustaka bagi menjalinkan kerjasama erat dengan dalam melaksanakan program
berkaitan kemasyarakatan.
SITI NORHAYATI
BT SHAMSUDIN
BC12160225
SEKOLAH SAINS
SOSIAL
Sekolah Sains Sosial terus melangkah ke
hadapan dengan wadah perjuangan akademik dan melahirkan modal insan yang
bersahsiah tinggi. Sejak ditubuhkan pada 1995, Sekolah Sains Sosial kini
menawarkan enam (6) program pengajian iaitu Komunikasi, Hubungan Industri,
Sosiologi dan Antrapologi, Hubungan Antarabangsa, Geografi dan Sejarah selaras
dengan memenuhi keperluan pasaran kerja semasa yang kompetitif. Kursus-kursus
yang ditawarkan direkabentuk bukan sahaja tertumpu pada aspek-aspek akademik
tetapi juga memberikan pendedahan kepada para pelajar dalam mempersiapkan diri
mereka menghadapi dunia pekerjaan. Ini termasuk membentuk modal insan yang
berdaya-saing di persada antarabangsa misalannya melalui program pertukaran
pelajar dengan universiti-universiti di luar negara. Persekitaran yang indah
dan kondusif, kemudahan yang lengkap serta jalinan rangkaian yang luas dengan
institusi-institusi pengajian tinggi di dalam dan luar negara memastikan
peluang-peluang kerjasama dalam hal-hal akademik, penyelidikan dan penerbitan
sentiasa terbuka luas.
Sekolah Sains Sosial beriltizam untuk
mencapai kecemerlangan akademik di dalam dan luar negara serta memartabatkan
ilmu dalam mendukung misi dan visi universiti iaitu "Bertekad Cemerlang'.
SITI NORHAYATI
BT SHAMSUDIN
BC12160225
SEKOLAH
PENGAJIAN SENI
Sekolah Pengajian Seni lahir pada 13
April 1999, bertujuan untuk menyediakan pakar dan karyawan seni yang memahami
ilmu sains, teknologi dan industri. Sekolah Pengajian Seni berusaha bergerak
seiring dengan kemajuan negara untuk melahirkan para pencipta yang berkemampuan
merencanakan dan menerapkan ilmu kesenian dan kemanusiaan yang bersepadu.
Kursus-kursus yang ditawarkan dalam program-program di Sekolah Pengajian Seni
dirangka dengan melihat fakto kemanusiaan, faktor kemasyarakatan, faktor
persekitaran dan faktor peguasaan teknologi yang kini banyak mempengaruhi
proses pembinaan seni.
Sekolah Pengajian Seni juga melaksanakan
ilmu kesenian dengan menggembleng faktor-faktor di atas agar berjaya melahirkan
siswazah yang bukan sahaja mahir dalam sesuatu bidang seni, malah juga
melahirkan ahli intelek seni, ahli korporat seni dan para seniman, selaras
dengan keperluan negara ynag sedang maju dan mempunyai wawasan untuk
mempertingkatkan kemampuan warganya dalam mengaplikasikan pelbagai ilmu untuk
mencapai sesuatu matlamat bagi menghadapi cabaran alaf baru.
Sekolah Pengajian Seni merupakan sebuah
pusat pengajian yang memberi tumpuan kepada pengajian seni visual, media dan
seni persembahan melalui penawaran tiga program iaitu Program Seni Kreatif,
Program Pengajian Muzik dan Program Teknologi Seni Visual. Sekolah ini
menawarkan kuliah-kuliah pengajaran yang berasaskan latihan studio, kerja
makmal serta latihan pementasan. Pengajaran dilaksanakan secara bersepadu
berpandukan modul-modul khas oleh para pensyarah yang berbakat dan
berpengalaman. Sekolah Pengajian Seni berusaha menjadikan sekolah ini sebagai
pusat penyelidikan terulung pada peringkat prasiswazah. Kedudukan universiti
yang berada di tengah-tengah masyarakat berbilnag kaum yang mengandungi lebih
daripada 30 kumpulan etnik memberikan peluang-peluang penyelidikan dan
penerokaan berbagai disiplin kesenian kepada para pelajar untuk mengkaji
kesenian/budaya etnik peribumi di Borneo dan uga kesenian serta kebudayaan
rakyat di Malaysia.
Dekan : Profesor Madya Abdul Jamal Abd Hamid
Program Senam Sihat Satu Inovasi Bersama Ketua Menteri.
Pada hari Isnin bersamaan 6 haribulan Januari 2014,Ketua Menteri yang merupakan Pro Canselor Universiti Malaysia
Sabah (UMS), Datuk Seri Musa Aman mengadakan Program Senam Sihat bersama
pelajar UMS yang dianjurkan sempena sambutan Maulidur Rasul tahun ini sebagai
satu usaha mengukuhkan silaturahim dan budaya muafakat dalam kalangan
masyarakat. Program Senam Sihat dianjurkan Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia (YADIM) dengan kerjasama Bank Muamalat dan Jabatan Hal Ehwal Pelajar dan Alumni (HEP) UMS berjaya menghimpunkan 1435 peserta yang terdiri daripada kakitangan dan pelajar UMS.
Katanya, melalui inovasi tersebut, sambutan Maulidur Rasul yang dirayakan saban tahun tidak lagi hanya memfokuskan program keagamaan, malah merangkumi program kesihatan seperti senam sihat yang turut disertai pelbagai lapisan masyarakat.
"Kesihatan amat penting bukan sahaja dalam menjalankan ibadah tetapi juga menunaikan tanggungjawab dan kewajipan yang diamanahkan dengan cekap dan berkesan," katanya.
Beliau berkata demikian dalam teks ucapannya yang dibacakan oleh Pembantu Menteri kepada Ketua Menteri, Datuk Haji Mohd. Arifin Haji Mohd. Arif pada Program Senam Sihat sempena sambutan Maulidur Rasul 1435H di Kompleks Sukan UMS.
Sebelum itu, Naib Canselor UMS berkata program tersebut amat bersesuaian untuk menghilangkan tekanan yang dihadapi oleh para pelajar memandangkan UMS sedang berada dalam mode minggu peperiksaan.
ain nabila azmi
bc12110007
ain nabila azmi
bc12110007
Subscribe to:
Posts (Atom)